Post Image

Indonesia Fashion Week (IFW) 2020 akan digelar pada 14-19 November mendatang dengan format virtual. Poppy Dharsono selaku presiden IFW menegaskan bahwa ajang fashion terbesar di Tanah Air ini bukan hanya sebagai bukti eksistensi saja tetapi juga wujud kepedulian terhadap industri fashion yang tengah terpuruk akibat pandemi COVID-19.

“Kalau kita melihat dari mewah dan tidak mewah, mungkin bisa iya bisa tidak, tapi bagi pengrajin bagi UMKM itu bukan kemewahan. Dia harus jualan, dia harus memberikan nafkah kepada keluarganya,” jelas Poppy Dharsono saat ditemui di JFH, Jakarta, Jumat (23/10/2020).

Poppy Dharsono juga berharap dengan digelarnya IFW 2020 secara virtual tetap bisa menjaga semangat berkreasi para desainer dan pelaku industri fashion. Selain itu, yang lebih penting lagi IFW 2020 juga sebagai upaya agar para pelaku di industri fashion memiliki kesiapan dalam menghadapi era normal baru.

“Walaupun dalam pandemi spirit dari etos kreativitas kita harus terjaga dan harus kita ekspresikan kepada masyarakat bahwa kita disini. Jadi ketika selesai kita semua siap dengan terobosan-terobosan baru, dengan dunia akan berubah nantinya dan ini sebuah tantangan buat kita. Sehingga kita siap menghadapi dunia baru yang akan datang kita semua beradaptasi,” jelas Poppy Dharsono.

Masa pandemi COVID-19 sendiri hingga kini masih belum bisa diprediksi kapan akan berakhir, oleh karena itu UMKM-UMKM tidak boleh kalah oleh keadaan, tapi harus bisa tetap berjuang dan bertahan untuk membangkitkan kembali industri fashion.

“Suka atau tidak kita pasti harus ke arah situ, mungkin 2 tahun lagi baru akan kembali normal, tapi dalam masa menunggu 2 tahun itu UMKM gak boleh mati, dan kita akan memberikan bimbingan kepada UMKM agar bisa beradaptasi di era normal baru ini,” papar Poppy Dharsono.

Penyelenggaraan IFW sejatinya memiliki misi untuk bisa mensejahterakan UMKM diseluruh Indonesia. Hal itu sesuai dengan komitmen APPMI yang konsisten dalam mengangkat para pelaku industri mode Tanah Air.

“Industri fashion yang ada di Jakarta akan juga memberikan kesejahteraan bagi UMKM di daerah-daerah, kita sangat konsern terhadap UMKM di seluruh Indonesia. Kita merangkul semuanya fashion-fashion designer di daerah agar mereka bisa menjadi desainer seperti di jakarta,” papar Poppy Dharsono selaku Ketua Umum APPMI.

Tak hanya sampai disitu, APPMI melalui gelaran IFW juga peduli dengan generasi penerus dan bakat-bakat muda di bidang fashion. Poppy Dharsono menjelaskan, melalui Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC) yang termasuk dalam rangkaian acara IFW, diharapkan mampu melahirkan desainer-desainer muda yang bisa memberi pengaruh besar dalam industri fashion Tanah Air.

“Kita juga merangkul young desainer dari young desainer competition yang setiap tahunnya dimenangkan mereka menjadi anggota APPMI muda nanti di IFW Virtual ini ada dan mereka sangat kreatif, sangat revolusioner karya mereka pasti berbeda dengan kita dan itu akan memperkaya khasanah fashion di Indonesia,” jelasnya.

Poppy Dharsono juga memberikan bocoran mengenai standarisasi sizing yang akan diresmikan pada gelaran IFW Virtual 2020. Ide dari standarisasi sizing sendiri tercetus dari melihat era sekarang ini dimana transaki online menjadi pilihan masyarakat banyak.

“Akan launching standarisasi sizing, dengan adanya transisi dari offline ke online dimana orang tak bisa fitting ini penting untuk adanya standarisasi sizing agar meminimalisir kekeliruan ukuran baju saat melakukan transaski online. Ini sangat penting, dengan launching sizing nanti APPMI yang jualan baju dari daerah manapun sama size-nya,” jelasnya.

“Nanti mereka diajarin undang ke jakarta kita panggil guru kalau perlu dari Italia dari La Salle misalnya untuk memperbaiki tehknik cutting mereka sama menjahit yang benar,” pungkasnya.

Next
Ghea Panggaben Tandai Perjalanan 40 Tahun Berkarir Lewat ‘Asian Bohemian Chic: Indonesia Heritage Becomes Fashion ‘

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.