Bermula dari ketertarikan akan seni budaya Indonesia, melalui tenun tangan sampai seni kriya tangan, Melani memutuskan untuk fokus di industri mode. Daya Imajinasi, kepekaan akan bentuk, warna, corak, proporsi merupakan kekuatan utama Melanie sebagai seorang desainer. Melanie seorang perancang alam yang berpendidikan aristektur. Pengalamannya sebagai eksekutif senior di beberapa perusahaan memperkuat Melanie untuk berpikir secara konseptual, rasional dan mempertajam intuisi bisnisnya.
Kemampuan visualnya, cintanya pada seni budaya dan berbagai pengalaman yang dimilikinya mengkoneksikan semua aspek dalam satu kebulatan hasrat melahirkan meLOOKmeL pada akhir 2015.
Brand fashion ini secara konsisten menggunakan tenun tangan garis sederhana dari suku Baduy pada lini pakaiannya dengan menggunakan benang yang nyaman di udara tropis, meminimalisir pembuangan sisa kain, memanfaatkan semua untaian rumbai tenun tangan dalam disain yang modern dan unik.
Melanie melalui meLOOKmeL selalu berangkat dari sebuah konsep nyata sehari-hari yang ditemui dalam imajinasi yang realistis menjadi suatu olahan desain yang menegaskan garis yang jelas, antara harmoni, simple, fungsional dengan gaya yang mampu bertahan lama, tanpa kehilangan keunikan dari masing-masing disain.
Terbukti keputusannya terjun ke dunia seni dan mode telah menghasilkan berbagai penghargaan. Indonesian Good Design Selection 2016 untuk DKI Jakarta, Inacract Award Textile Category 2016, Terpilih berpameran di NYNow 2017, 2018 melalui kurasi langsung dari by Hand Consultant NY, Fashion Show di Indonesia Street Festival NY, Kriyanusa Award 2018, Bubu.com Award kategori fashion, terpilih tampil pada the Rising Star Designer IFW2019, honorary platinum exposure BRIlliantpreneur 2019 dan berbagai perhelatan fashion dan pameran besar lainnya.
Pada gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) Virtual 2020, Melanie dengan meLOOKmel-nya akan menampilkan koleksi-koleksi terbarunya yang unik. Pandemi COVID-19 yang memaksa kita untuk berupaya menjaga kesehatan dengan meningkatkan imunitas tubuh salah satunya dengan mengonsumsi ramuan herbal menjadi sebuah inspirasi untuk karya bersar Melanie.
“Terbesit bumbu dapur herbal sehari-hari seperti kunyit, jahe, dan lain- lain dengan warna kuning orange yang menyala memberikan semangat, kehangatan di situasi yang sedang redup, namun ringan, sejuk di udara alam bebas,” kata Melanie menjelaskan mengenai sumber inspirasi untuk koleksinya.
“The Golden Spices” menginspirasi seluruh rangkaian koleksi meLOOKmeL, tetap fokus pada kain etnik suku Baduy yang selalu memiliki pakem garis, dan dituangkan dalam sentuhan disain yang modern.
Kunyit dengan warna orange kekuningan yang hangat, cerah, dominan, ditambah percikan warna lada hitam, lada putih, cabe merah, kemiri dan lainnya, memberi rona tersendiri, seperti olahan masakan yang diapliksikan ke dalam “The Chilies and The Black Pepper on The Turmeric Powder,” yang menjadi salah satu karya meLOOKmeL pada “The Golden Spices.”
Kunyit adalah tanaman berbunga dari keluarga jahe, dengan penamaan dari berbagai bahasa yang memberikan arti baik karena kaya akan khasiatnya, dimunculkan sebagai rumbai pada hampir di setiap disain meLOOKmeL, dari garis yang sederhana seperti “The Square and The Rectangle,” hingga yang agak liar, seperti “Dewi Hutan,” pada “The Goddess of The Jungle.”
Masa mengambil jeda dari keriuhan sehari hari, dengan menjadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan segala aktivitas, menghirup udara alami, mempengaruhi cara kita berpakaian. Ringan, menyerap keringat, seperti blus dengan garis sederhana yang muncul seperti “The Square,” dan celana palazzo yang nyaman berbalut rok dalam bentuk rectangle.
“The Square and the Rectangle The Goddess of The Jungle,” menghadirkan keceriaan di tengah situasi yang mencekam. Sementara “The Joy of The Light” menggambarkan keriangan akan sesuatu yang ringan, sebuah celana pendek berbalut rok dan baju bertali bagai tanaman di alam yang bisa merambat bagai tali, menjadi pelipur di suasana mendung karena pandemik.
Indahnya alam, turut serta memelihara dan memetik manfaat hingga sampai akarnya, bahkan insekta laba-laba pun bisa dengan nyaman membangun sarang nya diantara pepohonan, “The Spider in The Jungle” merupakan perwujudan komprehensif dari semua ini.
Recent Comments