Post Image

Setelah berhasil memenangkan kompetisi bergengsi selama dua tahun berturut-turut, yaitu HARPER’s BAZAAR Asia NewGen Fashion Award 2019 dan Lomba Perancang Mode di Jakarta Fashion Week 2019, Frederika Cynthia telah menjadi salah satu desainer pendatang baru yang cukup diperhitungkan di kalangan perancang busana Asia.

Keluar sebagai juara favorit di ajang kompetisi bergengsi Indonesia Fashion Week yaitu IYFDC 2019, Frederika kini tergabung sebagai anggota APPMI YOUNGGEN bersama dengan desainer-desainer muda tanah air lainnya. Setelah mendapatkan gelar dalam bidang fashion dengan First Class Honors dari LASALLE College of the Arts Singapura, Frederika siap untuk mengangkat kain batik yang sudah dicintainya sejak kecil dengan mendirikan labelnya sendiri yakni EUREKA.

EUREKA adalah label busana wanita yang berbasis di Ibu Kota. Sebagai produk asli dalam negeri, EUREKA ingin bereksplorasi dengan kreativitas dalam pembuatan batik tradisional. Setiap produk koleksi EUREKA menggunakan proses batik cap, tulis serta hand print. Namun inspirasi dibalik pilihan motif di setiap koleksi memiliki kisah yang unik.

EUREKA by Frederika Cynthia akan menampilkan koleksi terbarunya di ajang Indonesia Fashion Week 2020 yang digelar pada 14-15 November nanti. Terinspirasi dari pengalaman liburan romantis sang desainer ke Selandia Baru di awal tahun 2018 yang dipenuhi oleh landskap indah, membuat Frderika memutuskan untuk mengangkat tema “Aroha Resort 2020” yang memiliki makna arti cinta dan kasih sayang.

Ketika mengunjungi Selandia Baru, Frederika begitu mengagumi panorama indah disana yang juga meliputi komponen kecilnya yaitu bunga-bunga. Menurutnya, bunga-bunga tersebut adalah detail kecil indah yang melengkapi pemandangan secara keseluruhan. Sang desainer pun mengambil beberapa gambar dan kemudian dia menemukan bahwa bunga-bunga tersebut hanya bisa ditemukan di Selandia Baru.

Dia lalu menggambar salah satu bunga di sana yakni bunga Mount Cook Buttercup sebagai bentuk memo untuk kembali ke Selandia Baru suatu hari nanti. Itu adalah perjalanan terakhirnya sebelum melangkah ke tahap kehidupan selanjutnya dengan memulai bisnis, menikah, dan memiliki anak. Perjalanan ini telah membuatnya menyadari betapa perasaan kebebasan dan kenangan manis yang dirasakannya sangat berarti.

Kenangan dari perjalanan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bunga Mount Cook Buttercup khas Selandia Baru dengan metode pembuatan batik cap dengan desain minimalis agar sesuai dengan desain resort 2020 yang modern. Detail hand made pada bagian hemline – dikombinasikan dengan penggunaan elastic band sebagai detail dan fungsi untuk berpakaian rapi namun tetap nyaman.

Melihat kembali referensi sejarah siluet fashion, sang desainer secara pribadi tertarik dengan era Power Dressing di 1970 dan 1980-an. Gaya busana yang memungkinkan perempuan secara maksimal untuk membangun otoritas mereka dalam lingkungan professional dan politik yang biasanya didominasi oleh laki–laki. Frederika merasa jenis pakaian ini sangat cocok untuk wanita karir modern saat ini.

Next
Tampil di Indonesia Fashion Week 2020, Rita Anomsari Angkat Tema ‘Tapis Berseri’

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.