
Industri tekstil merupakan salah satu industri yang cukup memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Namun, disamping itu industri tekstil juga merupakan salah satu industri penyumbang limbah terbesar yang berdampak pada pencemaran lingkungan.
Bahan sintetis seperti nilon, poliester dan akrilik, yang mendominasi 60 persen produksi pakaian, tidak lain adalah bahan plastik yang terbuat dari minyak bumi. Berdasarkan studi UN Environtment, industri mode merupakan pengguna air terbesar di dunia. Industri ini juga menghasilkan sekitar 20% air limbah di seluruh dunia dan melepaskan setengah juta ton serat mikrofiber ke laut setiap tahunnya. Lebih parah lagi, microfiber ini juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui olahan makanan laut yang kita konsumsi.
Kondisi tersebut mendapat perhatian khusus dari Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dengan mendukung UN Nations Alliance for Sustainable Fashion. Menurut Poppy Dharsono selaku Ketua APPMI, keberlangsungan bisnis khususnya di bidang industri mode memang penting, tetapi lebih penting lagi untuk turut menjaga keseimbangan lingkungan.
Fenomena sustainable fashion sendiri saat ini menjadi perhatian banyak orang. Para pelaku industri mode sadar bahwa sustainable fashion akan berdampak baik bagi lingkungan dan bumi. Namun mungkin masih banyak yang bertanya apa itu sustainable fashion?
Secara sederhana, sustainable fashion adalah suatu gerakan yang menuntut agar industri tekstil lebih mementingkan lingkungan serta masyarakat yang memproduksinya. Menerapkan sustainable fashion juga berarti bertanggung jawab, tidak hanya terhadap produksi bahan mentah yang menjadi kain, namun juga terhadap lokasi dan metode pembuatan pakaian tesebut, termasuk orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Pada Indonesia Fashion Week (IFW ) Virtual 2020 yang akan digelar pada 14-15 November nanti, APPMI telah bekerja sama dengan Indonesia Global Compact Network (IGNC), aliansi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terus mengkampanyekan sustainable fashion. Hal ini dilakukan agar industri fashion ramah lingkungan semakin banyak di Indonesia.
Sama seperti tahun sebelumnnya, Indonesia Fashion Week (IFW) Virtual 2020 akan kembali mengangkat tema budaya Kalimantan yang bertajuk “Tales of the Equator – Treasure of the Magnificent Borneo”.
Recent Comments